Lippo Luncurkan Kota Global Senilai Rp11 Triliun


KOTA BARU VERTIKAL: Direktur The St Moritz Penthouse and Residences Michael Riady (kiri), disaksikan arsitek Gordon Benton, menjelaskan konsep pembangunan megaproyek The St Moritz yang berskala internasional di kawasan Puri Indah, Jakarta Barat, kemarin. The St Moritz merupakan konsep kota baru vertikal dengan infrastruktur berstandar global.


JAKARTA (MI): Lippo Group mengembangkan proyek hunian The Moritz Penthouses and Residences, kota global berskala internasional senilai US$1,2 miliar atau setara Rp11 triliun.

“Proyek ini merupakan proyek pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menggunakan konsep 11 in 1,” ujar Direktur The St Moritz Penthouses and Residences Michael Riady di Jakarta, kemarin.
Michael menjelaskan, proyek itu seluruhnya dimiliki oleh Lippo Group dan akan dibiayai dengan dana pendapatan internal.
“Penjualan unit-unit apartemen eksklusif di tiga menara tahap pertama akan dimulai pada kuartal ke-3 tahun ini,” paparnya.
Tiga menara di atas lahan seluas 12 hektare tersebut akan diluncurkan secara simultan pada tahap pertama. Harga per unit yang ditawarkan mulai dari US$90 ribu untuk dua kamar, dan lebih dari US$300 ribu untuk lima kamar. Hunian itu juga menawarkan kelas premium yang terbatas dengan harga lebih dari US$1 juta.
Michael menuturkan, harga properti di Jakarta akan meningkat tiga hingga empat kali lipat dalam lima tahun ke depan, menyaingi kota besar dunia lainnya.
“Proyek seperti ini yang dibutuhkan dan ingin dilihat oleh pasar,” ucapnya.
Tahap pertama, proyek yang berlokasi di Puri Indah, Jakarta Barat, itu diharapkan selesai dalam waktu dua tahun dengan target pembukaan pusat perbelanjaan pada kuartal empat 2010. Selanjutnya diikuti dengan menara residensial dan fasilitas-fasilitas utamanya pada kuartal kedua 2011. Proyek itu akan membentang sepanjang 120 ribu m2 di atas lahan super prime dengan batas sepanjang lebih dari 2,5 kilometer di kedelapan sisi. Ahli rancang bangun dan tata kota Lippo Group Gordon Benton menambahkan, St Moritz dibuat dengan konsep kota vertikal, tidak seperti kota rata di Lippo Karawaci. “Kota mandiri vertikal di Jakarta dinilai lebih stabil,” tutur arsitek Lippo Karawaci itu.

Rusunami Bakrieland
Sementara itu, PT Bakrieland Development Tbk bekerja sama dengan Perum Perumnas resmi meluncurkan Sentra Timur Residence, yakni rumah susun sederhana milik (rusunami) sebanyak 2.500 unit di kawasan Sentra Primer Baru Timur Pulo Gebang, Jakarta
Timur.
Rusunami 20-25 lantai sebanyak enam menara itu pada tahap I akan dibangun di atas lahan milik Perumnas seluas 1,4 hektare. Rusunami bersubsidi atau apartemen rakyat tersebut akan mulai dipasarkan mulai Sabtu (5/4). “Harga jual per unit
antara Rp86 juta-Rp144 juta,” ujar Presiden Direktur & CEO PT Bakrieland Development Tbk Hiramsyah Thaib di Jakarta, kemarin.
Enam menara tersebut akan dibangun dengan nilai investasi sekitar Rp400 miliar. Bakrieland mendapatkan pendanaan melalui dukungan dari sejumlah perbankan BUMN. “Kredit kepemilikannya bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara (BTN),” tambahnya.
Bakrieland menargetkan pembangunan akan selesai dalam waktu dua tahun. Tipe rusunami yang dibangun terdiri dari tipe 21, 25, 30, dan 36. Rusunami diperuntukkan masyarakat berpenghasilan rendah, maksimal Rp4 juta.
Proyek itu sendiri merupakan implementasi dari program CSR Bakrieland yang sudah memiliki pengalaman membangun superblock dan kawasan terintegrasi. Sinergi tersebut, ucapnya, merupakan implementasi dari program percepatan pembangunan 1.000 menara yang dicanangkan pemerintah April tahun lalu. (Slv/Pun/E-2)
Google