Showing posts with label Tips. Show all posts
Showing posts with label Tips. Show all posts

Tips Memilih Properti

LAHAN bisnis properti memang sangat menguntungkan. Karena, dengan bertambahnya jumlah
penduduk, kebutuhan akan tempat tinggal juga semakin tinggi.
Itulah yang membuat harga properti akan terus menerus naik tiap tahun.
Bagi Anda yang ingin mulai berbisnis properti, kunci utamanya adalah memilih properti yang tepat. Didik Eko Tjahjono, fasilitator dari Didik Real Estate School (DRES) memberikan beberapa tips untuk memilih properti yang menguntungkan dan mudah dijual.

  • Berserfitikat IMB. Bersertifi kat IMB merupakan syarat yang paling dasar memulai bisnis properti. Mintalah fotokopi surat-surat kepemilikan tersebut sebelum melakukan penawaran apa pun.
  • Tidak dalam kasus sengketa. Sebelum membeli properti, sebaiknya diperiksa terlebih dahulu apakah properti tersebut berada dalam kasus sengketa. Memang agak sulit jika pemilik menutup-nutupi. Maka itu, kedekatan dengan penjual sangat diperlukan sehingga rasa percaya dapat terjalin satu sama lain.
  • Harga beli di bawah harga pasaran. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk menemukan properti yang dijual. Bisa dari koran, survei langsung, iklan internet, broker, bank, notaris, dan lainnya. Kata kunci rumah dijual murah biasanya disertai dengan kata, bu cpt (butuh uang cepat), dijual di bawah NJOP, dijual berikut isinya, segera pindah LN (luar negeri), dan lain-lain.
  • Lokasi strategis dan kondisi bangunan dalam keadaan baik. Namun, jika Anda menemukan rumah dengan kondisi bangunan jelek, tapi lokasinya bagus, properti itu bisa dibeli. Karena, lokasi yang bagus akan meningkatkan harga sewa.
  • Bangunan tidak dekat dengan SUTET, kuburan, tempat ibadah, atau SPBU. Pastikan juga properti tersebut berada di dekat jalan besar. Atau setidaknya mobil bisa masuk di lokasi.
  • Bentuk lahan yang dibeli bagus dan proporsional. (*/M-3)

Beli Properti Modal Dengkul

Bisnis properti ini, selain dapat dilakukan dengan modal relatif kecil bahkan tanpa modal sama sekali juga sangat aman.



Christine Fransisca

PADA awalnya, Zatun, 65, tak percaya dapat berbisnis properti.
Maklum, ia hanya seorang pedagang yang berkutat dengan koperasi, serta toko tas dan sepatu miliknya.
Bagi ibu dua orang anak ini, bisnis properti merupakan suatu pekerjaan yang mustahil, karena uang di tabungannya tidak cukup untuk membeli properti di manapun.
Akan tetapi, nasib berkata lain. Kini, Zaitun bisa memiliki tiga rumah serta lahan perkebunan minyak nilam beserta usaha penyulingannya. Hebatnya, semua itu bisa dicapai hanya dalam kurun waktu tiga bulan dan tanpa modal uang sedikit pun.
Beberapa orang mungkin tak percaya dengan hasil yang diperoleh Zaitun. Namun, yang jelas properti yang ia miliki bukan dari warisan bukan juga hadiah kuis yang bernilai miliaran. Modalnya saat membeli properti memang nol.
Kuncinya sederhana, hanya bermodal kejelian, kesabaran, dan beberapa trik untuk memutar uang.
Jurus mabuk Trik membeli properti tanpa modal uang ini Zaitun pelajari dari Didik Eko Tjahjono, seorang real estate developer yang sekarang juga mengelola pelatihan
Didik Real Estate School (DRES).
Sejak mengikuti pelatihan pada November 2008 lalu, Zaitun tak hanya sukses membeli rumah gratis, tapi juga bisa memperoleh cashback untuk modal usaha. “Awalnya tidak percaya, cuma
setelah pelan-pelan diterapkan, ternyata bisa!” ujar Zaitun dengan antusias.
Jurus Didik itu dinamakan ‘jurus mabuk’. Entah karena kedahsyatan hasilnya atau mungkin kerumitan triknya, Didik menamakannya begitu. Namun, yang jelas jurus itu telah menghantarkan Didik menjadi seorang developer dengan sembilan perumahan, puluhan ruko sewaan, dan tiga hotel.
Menurut Didik, cara itu sepenuhnya legal dan bukan perbuatan curang. Intinya hanya mengandalkan selisih yang diperoleh dari harga taksiran bank dengan
harga jadi yang disepakati penjual dan pembeli.
Jurus mabuk pun tak serta-merta bisa diterapkan ke semua situasi. Karena, cara itu hanya bisa berhasil jika memenuhi dua faktor. Pertama, ada penjual yang menjual properti di bawah harga pasaran.
“Cari yang memang penjualnya butuh uang cepat, misalnya, mau naik haji, anak sakit, atau cerai,” ujar Didik.
Akan tetapi, lokasi dan kelengkapan surat-surat juga harus diteliti hingga tak merugi dan menghasilkan keuntungan maksimal.
Faktor kedua, ada bank yang menaksir harga properti di atas harga pasaran. Cara mendapatkannya memang butuh usaha yang lebih. Paling tidak jangan hanya tergantung pada satu bank. Coba ajukan permohonan ke beberapa bank dan pilih bank yang berani menaksir harga paling tinggi. “Lebih bagus dapat campuran dari dua faktor itu, karena cashback akan
semakin besar,” jelas Didik.
Dari selisih transaksi itu, pembeli akan mendapatkan cashback. Namun, cashback yang diperoleh harus segera dijadikan modal usaha sehingga uang terus berputar. Properti yang dibeli pun hendaknya disewakan agar memperoleh pemasukan per bulan. Keuntungan sewa properti dan bisnis itulah yang selanjutnya akan digunakan untuk menutup cicilan KPR.

Tidak semua berhasil
Walau terkesan menggiurkan, ternyata tak semua orang berhasil menerapkannya.
Dari peserta DRES saja Didik mengaku hanya 30% yang sukses berbisnis properti. Hal itu bisa disebabkan beberapa hal. Mulai dari niat peserta yang kurang sampai kesulitan mencari
properti yang dijual murah.
Begitu juga dengan Ryad Kusuma, 40, seorang pebisnis properti yang memulai bisnisnya sejak 1992. Walau telah sukses membangun bisnis properti dengan lima rumah dan empat toko sewaan, ia tak pernah berhasil menerapkan cara tersebut. “Pernah sampai dapat cashback, cuma tidak sampai menutup KPR,” ujar Ryad.
Untungnya, cicilan KPR dari properti yang ia miliki bisa ditutup dengan harga sewa yang hampir sama sehingga jumlah modal yang ia keluarkan pun tergolong
kecil.
Teknik yang dilakukan Didik itu ternyata juga tak sepenuhnya bebas risiko. Untuk bisnis properti memang terkesan aman karena harga properti selalu me ngalami penaikan tiap tahun.
Akan tetapi, hal-hal tak terduga, seperti bencana alam, bisa saja membuat harga properti jadi tak bernilai sama sekali.
Kemudian, usaha yang dibangun dari cashback diam-diam juga bisa terguncang.
Penurunan tingkat konsumsi masyarakat akibat krisis atau keterpurukan ekonomi bisa membuat usaha gulung tikar. Jika sudah begitu, hutang KPR pun akan membelit.
Akan tetapi, Didik menegaskan, walaupun akhirnya cicilan KPR tidak bisa dibayar sehingga properti disita bank, pada dasarnya pemilik properti tidak akan mengalami kerugian. “Kan, belinya enggak pakai uang!,” ujar Didik. (M-3)

miweekend@mediaindonesia.com

Keterangan Foto: MEMILIH PROPERTI: Seorang staf marketing memberikan penjelasanproduk perumahan kepada konsumen. Membeli rumah tidak hanya untuk tempat tinggal tapijuga untuk berinvestasi. (MI / ADAM DWI PUTRA)

Cara Efektif Menjual Properti

KEBUTUHAN warga masyarakat akan tanah dan bangunan, membuat bisnis properti tidak pernah mengalami stagnasi. Berikut beberapa tips untuk menjual properti sesuai dengan harga yang Anda inginkan:
  1. Mempersiapkan penjualan: Pemilik sebaiknya mempersiapkan properti yang ingin dijual, seperti membuat kondisi properti dalam keadaan rapi, bersih, terawat baik di bagian luar dan dalam. Hal ini untuk memberi kesan pertama yang baik terhadap calon pembel. Seringkali hal tersebut justru dapat menjadi nilai tawar dan menambah nilai jual properti tersebut.
  2. Mempersiapkan kelengkapan semua dokumen bukti kepemilikan properti. Selain untuk memudahkan proses jual beli, keberadaan dokumen yang lengkap seperti sertifikat tanah dan bangunan akan membuat nilai tawar harga properti tersebut sesuai dengan yang diharapkan penjual. Hal itu juga akan menjadi pertimbangan calon pembeli, yang tidak ingin dipusingkan oleh legalitas maupun potensi sengketa properti tersebut di kemudian hari.
  3. Survei harga jual properti: Pemilik harus mengetahui harga jual properti di kawasan tersebut. Biasanya harga jual properti ditentukan oleh nilai jual objek pajak (NJOP). Namun bisa juga dilakukan dengan melakukan survei harga jual properti ke beberapa agen properti yang beroperasi di kawasan tersebut. Berdasarkan harga tersebut, pemilik dapat menentukan harga jual yang diinginkannya. Biasanya harga properti akan disamakan dengan transaksi yang pernah terjadi. Penentuan harga tergantung dengan kondisi yang ada seperti tipe, lokasi, dan periode waktu memasarkan.
  4. Tentukan agen properti: Pilihlah agen properti ternama dan profesional di bidangnya. Jangan memercayakan penjualan properti kepada perantara atau calo perseorangan yang berupaya mengambil keuntungan dari pihak penjual maupun pembeli. Praktek seperti ini biasanya juga rentan terhadap penipuan harga, penggelapan pajak hingga pemalsuan dokumen. Pilihlah agen properti yang akan menjelaskan secara detil, seperti jenis perjanjian, harga, program promosi yang akan dijalankan, pajak penjual, biaya administrasi notaris/PPAT dan komisi bagi agen. Pastikan agen yang Anda pilih memberikan harga jual optimum dan service yang terbaik. (MI)

Cara Efektif Menjual Properti

KEBUTUHAN warga masyarakat akan tanah dan bangunan, membuat bisnis properti tidak pernah mengalami stagnasi. Berikut beberapa tips untuk menjual properti sesuai dengan harga yang Anda inginkan:
  1. Mempersiapkan penjualan: Pemilik sebaiknya mempersiapkan properti yang ingin dijual, seperti membuat kondisi properti dalam keadaan rapi, bersih, terawat baik di bagian luar dan dalam. Hal ini untuk memberi kesan pertama yang baik terhadap calon pembel. Seringkali hal tersebut justru dapat menjadi nilai tawar dan menambah nilai jual properti tersebut.
  2. Mempersiapkan kelengkapan semua dokumen bukti kepemilikan properti. Selain untuk memudahkan proses jual beli, keberadaan dokumen yang lengkap seperti sertifikat tanah dan bangunan akan membuat nilai tawar harga properti tersebut sesuai dengan yang diharapkan penjual. Hal itu juga akan menjadi pertimbangan calon pembeli, yang tidak ingin dipusingkan oleh legalitas maupun potensi sengketa properti tersebut di kemudian hari.
  3. Survei harga jual properti: Pemilik harus mengetahui harga jual properti di kawasan tersebut. Biasanya harga jual properti ditentukan oleh nilai jual objek pajak (NJOP). Namun bisa juga dilakukan dengan melakukan survei harga jual properti ke beberapa agen properti yang beroperasi di kawasan tersebut. Berdasarkan harga tersebut, pemilik dapat menentukan harga jual yang diinginkannya. Biasanya harga properti akan disamakan dengan transaksi yang pernah terjadi. Penentuan harga tergantung dengan kondisi yang ada seperti tipe, lokasi, dan periode waktu memasarkan.
  4. Tentukan agen properti: Pilihlah agen properti ternama dan profesional di bidangnya. Jangan memercayakan penjualan properti kepada perantara atau calo perseorangan yang berupaya mengambil keuntungan dari pihak penjual maupun pembeli. Praktek seperti ini biasanya juga rentan terhadap penipuan harga, penggelapan pajak hingga pemalsuan dokumen. Pilihlah agen properti yang akan menjelaskan secara detil, seperti jenis perjanjian, harga, program promosi yang akan dijalankan, pajak penjual, biaya administrasi notaris/PPAT dan komisi bagi agen. Pastikan agen yang Anda pilih memberikan harga jual optimum dan service yang terbaik.***
Google