Rumah Aman dan Nyaman di Musim Hujan

MEMILIKI rumah yang aman dan nyaman sudah pasti jadi keinginan semua orang. Karenanya harus dipastikan rumah nyaman dan aman untuk berlindung dari semua ancaman, baik kejahatan maupun bencana.
Bagi negara beriklim tropis, curah hujan yang tinggi merupakan ancaman. Tak hanya bagi kesehatan, tapi juga kekuatan dan keamanan rumah.
Sebetulnya, menurut Ir. Edi Permana dari PT Arkorior, seperti dikutip Tabloid Nova, mempersiapkan rumah menghadapi musim hujan sudah harus dimulai sejak membentuk konsep rumah. "Kalau menjelang musim hujan atau pas musim hujan baru ribut-ribut, sebenarnya agak terlambat."
Jika ingin rumah gaya mediterania, misalnya, sebetulnya gaya ini lebih cocok diterapkan di negara-negara dua musim seperti Eropa. Sehingga untuk penerapan di negara tropis membutuhkan beberapa penyesuaian untuk mengantisipasi dampak dari seringnya bangunan tersebut diguyur hujan.
Misalnya, karena ada kemungkinan rembesan atau tampias air hujan, maka kemiringan atap perlu ditambah. Atau mungkin bahan-bahan material yang dipakai harus disesuaikan, sehingga lebih tahan terhadap kondisi cuaca tropis.
Pendeknya, semua itu harus sudah diantisipasi sejak awal, meski barangkali harus merelakan konsepnya sedikit diubah. Dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian tadi, risiko berkurangnya kualitas rumah bisa diminimalkan, atau bahkan dihilangkan.
Tapi apakah itu cukup? Tentu saja belum. Masih banyak langkah yang perlu dilakukan agar rumah tetap aman dan nyaman di musim penghujan.
Mengutip dari Tabloid Nova, berikut di antaranya.

ATAP

  1. Mempersiapkan atap ibarat sedia payung sebelum hujan. Bagian paling atas rumah kita inilah yang harus paling sering diperiksa, karena sebagian besar kebocoran akan bersumber dari sini. Periksa genteng (atau seng) barangkali ada yang sudah perlu diganti atau merosot. Untuk daerah tropis, materi yang paling pas adalah genteng keramik yang lebih liat menghadapi perubahan cuaca dan suhu.
  2. Khusus untuk atap asbes, pemasangan baut atau paku pada asbes harus diperhatikan. Asbes tidak bisa direkatkan dengan paku biasa, karena jika dipalu mudah pecah. Asbes harus dibor dulu, dipasang paku yang dilapisi karet, lalu dipelingkut di area pakunya.
  3. Cermati segi elevasi (sudut kemiringan) materi genteng guna membentuk ketahanan terhadap hujan. Misalnya, genteng keramik membutuhkan elevasi lebih dari 30 derajat, sedangkan asbes butuh lebih dari 15 derajat. Jika tak diindahkan, air hujan tetap bisa masuk lewat genteng. Mengatasinya, gunakan overstek (lidah atap) sepanjang 1,2 meter untuk melindungi lantai teras dan dinding dari tampias hujan angin.
  4. Untuk atap dari beton atau asbes, cermati kemungkinan adanya retak rambut. Jika ada, beri kawat kasa dan waterproof. Idealnya, pemeriksaan dilakukan minimal 2 - 3 bulan sekali. Sebab, retak rambut amat kecil dan tidak langsung menimbulkan kebocoran. Baru setelah3-4 kali hujan besar, atap bocor dan air yang merembes bisa membuat atap lapuk. Sedangkan untuk retak besar, penyelesaiannya harus dibobok dan diplester kembali.
  5. Yang perlu juga diperhatikan adalah daerah kerpusan (bubungan). Pasalnya, plester semen pada bagian tersebut kerap sekali retak dan bocor. Prinsipnya, semakin dini diperbaiki, semakin murah biayanya.
  6. Plafon yang dibiarkan lembab gara-gara rembesan air, lama-lama bisa ambruk. Risikonya, biaya perbaikan lebih mahal. Makanya, sedapat mungkin gunakan alumunium foil (1- 2 mili) sebagai pelapis antara plafon dan genteng. Selain mengurangi penyerapan panas, juga untuk menghindari tampias akibat ketidaksempurnaan dalam pemasangan genteng. Alumunium berfungsi sebagai tameng bagi atap sehingga air akan turun ke plank dan tak masuk ke dalam rumah.

INSTALASI LISTRIK

  1. Cek secara rutin instalasi kabel listrik. Kalau ada yang terkelupas apalagi telanjang, amat bahaya! Jika aliran listriknya AC 220 volt, bisa-bisa terjadi arus pendek. Belum lagi kalau kabel yang telanjang, terendam, airnya bisa menghantarkan listrik.
  2. Yang perlu mendapatkan perhatian ekstra dalam hal instalasi listrik ini adalah lampu taman atau lampu-lampu yang berhubungan langsung dengan panas dan hujan. Sebaiknya gunakan aliran DC untuk lampu taman atau lampu di luar rumah agar lebih aman karena tak menghantar listrik. Namun kabel tetap harus terbungkus rapi. (S-6)
Google